• Kolintang merupakan alat musik tradisional khas Minahasa, Sulawesi Utara, yang dimainkan dengan cara dipukul dan menghasilkan suara merdu serta ritme yang khas. Dalam kegiatan Humaniora Kolintang, para siswa tidak hanya belajar teknik bermain, tetapi juga menanamkan dan menghidupkan karakter Serviam dalam keseharian. Nilai Serviam yang diangkat dalam Humaniora Kolintang adalah persatuan dan totalitas. Kolintang dimainkan secara berkelompok, dan setiap pemain memiliki peran yang penting. Agar lagu terdengar harmonis, seluruh anggota harus menyelaraskan permainan, saling mendengarkan, dan berkoordinasi. Hal ini merupakan cerminan nyata dari nilai persatuan.
    Sementara itu, nilai totalitas tumbuh ketika siswa menunjukkan semangat belajar yang sungguh-sungguh, berlatih secara konsisten, dan mengambil tanggung jawab penuh atas peran masing-masing dalam kelompok. Totalitas juga tercermin dari usaha mereka untuk mempersembahkan penampilan terbaik, bukan untuk diri sendiri, tetapi demi tim dan komunitas sekolah. Melalui kegiatan ini, siswa diajak untuk mencintai warisan budaya bangsa serta mempererat kebersamaan melalui kerja sama dan apresiasi terhadap seni tradisional.

  • Kegiatan Humaniora Kolintang dilaksanakan setiap hari Senin dan Kamis. Pertemuan diawali dengan absensi oleh pembina, kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan siswa ke dalam formasi yang telah ditentukan pada pertemuan pertama. Kelompok ini bersifat tetap dan digunakan sepanjang tahun ajaran guna membangun kekompakan serta kerja sama yang solid. Setelah masuk dalam kelompok, siswa akan berlatih sesuai dengan alat yang mereka mainkan. Pada waktu tertentu, siswa juga diberi kesempatan untuk mencoba alat musik lainnya agar memahami fungsi tiap bagian dalam ansambel kolintang. Lagu-lagu yang dipelajari sangat beragam, mulai dari lagu tradisional Indonesia, lagu daerah, hingga lagu barat yang telah diaransemen.

    Pembina memberikan arahan teknis seperti cara memegang pemukul dengan benar, teknik pukulan, serta menjaga tempo dan dinamika permainan. Lagu baru dipelajari secara bertahap hingga dikuasai sepenuhnya. Proses ini umumnya memerlukan waktu sekitar 3 hingga 4 minggu. Apabila terdapat acara khusus dan siswa akan tampil, latihan tambahan di luar jadwal rutin sangat dianjurkan, selama ruangan tidak digunakan. Rutinitas ini tidak hanya mengasah keterampilan bermusik, tetapi juga membentuk tanggung jawab, memperkuat relasi, dan meningkatkan rasa percaya diri siswa.


  • Apakah harus memiliki pengalaman bermusik untuk mengikuti Humaniora Kolintang?

    Tidak. Kegiatan Humaniora Kolintang terbuka untuk semua siswa, termasuk yang belum memiliki pengalaman bermusik. Siswa akan dibimbing dari dasar oleh pembina secara bertahap. Selain itu, partitur lagu disediakan dalam bentuk not angka, jadi siswa tidak perlu bisa membaca not balok. Yang terpenting adalah semangat belajar, kemauan untuk mencoba, dan komitmen berlatih bersama.

    Apakah siswa bisa mencoba berbagai alat dalam permainan kolintang?

    Ya. Meskipun setiap siswa memiliki alat utama dalam kelompoknya, saat memulai lagu baru mereka diberi kesempatan untuk mencoba alat lain. Tujuannya agar siswa mengenal berbagai jenis alat seperti melodi, bass, tenor, cello, dan alto, serta memahami peran masing-masing dalam membentuk harmoni lagu.

    Apa yang membedakan latihan kolintang dengan kegiatan musik lainnya?

    Latihan kolintang menekankan pentingnya kerja sama. Tidak ada suara yang menonjol sendiri. Semua alat saling melengkapi. Siswa belajar mendengarkan, menyesuaikan diri, dan menghargai kontribusi orang lain, sehingga tumbuh nilai-nilai seperti kesabaran, konsistensi, dan rasa percaya dalam kelompok.