• ~ Di balik suara bambu yang sederhana, angklung juga menjadi simbol identitas negara, wujud ekspresi seni dan budaya lokal, serta media pendidikan karakter. 
    Angklung merupakan salah satu kegiatan humaniora yang diselenggarakan di SMA Santa Ursula Jakarta berhubungan dengan seni. Angklung sendiri merupakan salah satu alat musik tradisional Indonesia terbuat dari bambu yang berasal dari Sunda, yaitu Jawa Barat. Alat musik yang terbuat dari tabung bambu ini sudah diakui menjadi bagian dari warisan budaya tak benda UNESCO sejak tahun 2010. Tujuan dari humaniora angklung ini bukanlah agar siswi menjadi pemain angklung profesional, melainkan untuk melestarikan budaya Indonesia, yang merupakan bagian dari tanggung jawab kami sebagai generasi muda. Melalui kegiatan ini, angklung digunakan sebagai sarana untuk menjaga warisan budaya serta menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya Indonesia. Selain itu, sebagai media pendidikan karakter. Angklung bukan instrumen yang dapat dimainkan sendiri. Untuk menghasilkan melodi yang indah, dibutuhkan beberapa orang untuk menciptakan harmonisasi dari nada-nada berbeda. Semua hal ini mencerminkan hadirnya nilai SERVIAM dalam humaniora angklung, yaitu nilai cinta dan belas kasih, keberanian dan ketangguhan, serta persatuan.

  • Kegiatan Humaniora Angklung dilaksanakan secara rutin setiap hari Senin atau Kamis dimulai dari pukul 14.10 sampai 15.30 WIB. Kegiatan ini berlangsung di ruang khusus Angklung yang dapat ditemukan pada lantai 3 gedung SMA. Ruang dirancang untuk menunjang kenyamanan dan efektivitas pembelajaran musik angklung. Pada awal tahun ajaran, seluruh peserta humaniora akan dibagi ke dalam beberapa kelompok. Pembagian ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat lebih mudah membangun kekompakan dan terbiasa bermain bersama dalam satu tim, sehingga dapat menghasilkan harmonisasi yang maksimal. Setiap siswa akan diberikan kebebasan untuk memilih bagian yang ingin mereka mainkan sesuai minat dan kenyamanan masing-masing. Sesi latihan dibagi menjadi beberapa giliran, sehingga masing-masing kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk memainkan sebuah lagu secara bergantian. Pada umumnya, lagu yang dipilih merupakan lagu daerah sebagai upaya untuk melestarikan kekayaan budaya nasional. Selain lagu daerah, lagu yang dimainkan juga bervariasi dari lagu rohani, nasional, sampai lagu-lagu yang sedang populer. Selain latihan bermain angklung, humaniora ini juga mencakup sesi pengenalan ilmu dasar musik, seperti pembacaan not balok dan pemahaman ritme. Dengan demikian, humaniora angklung sebenarnya isinya tidak hanya bermain alat musik angklung tetapi juga membantu mengembangkan bakat musik siswa, melatih kerja sama, serta penghargaan terhadap budaya lokal.

  • Apakah selama tiga tahun mengikuti Humaniora Angklung hanya dapat memainkan satu alat musik? Dalam Humaniora Angklung, peserta tidak hanya akan berkesempatan untuk memainkan angklung melodi atau akor, tetapi juga ada instrumen bass. Jangan khawatir, kalian tidak akan hanya main satu alat saja selama tiga tahun ini. Peserta juga dapat bergiliran memainkan alat musik lainnya bersama rekan satu tim. Apakah harus sudah memiliki kemampuan bermain musik sebelum mengikuti humaniora ini? Peserta tidak perlu ragu untuk bergabung dalam Humaniora Angklung meskipun belum memiliki pengalaman dalam memainkan alat musik. Guru pendamping akan membantu mendampingi peserta mulai dari dasar, termasuk cara membaca notasi balok. Apa saja manfaat mengikuti Humaniora Angklung? Peserta dapat turut berkontribusi dalam mengapresiasi kearifan lokal serta melestarikan dan mewariskan budaya tradisional kepada generasi yang mendatang. Selain itu, humaniora ini juga dapat meningkatkan peluang non-akademik peserta, seperti dalam program internasional atau pertukaran pelajar. Pengetahuan peserta tentang angklung dapat menjadi nilai tambah dalam seleksi program-program tersebut.