POETRI EXCHANGE SANUR POS JAKARTA dan UA DELAWARE USA
Acara Poetry Exchange dimulai
pukul 20.00 WIB. Setelah semua peserta dan guru masuk ke ruang zoom, acara
dimulai dengan perkenalan dan presentasi singkat dari setiap sekolah mengenai
dua orang sastrawan, yaitu W. S. Rendra dari Indonesia dan Robert Frost dari
Amerika Serikat. Setelah presentasi mengenai kedua penyair, semua peserta dan
guru masuk ke breakout room untuk mendiskusikan isi dari puisi “Seonggok
Jagung di Kamar” karya W. S. Rendra dan “The
Road Not Taken” karya Robert Frost. Setelah berdiskusi di breakout room
selama 15 menit, semua peserta dan guru kembali ke ruang utama dan saling
berbagi hasil diskusi di breakout room. Acara diakhiri dengan penyampaian
ucapan terima kasih, kesan pesan, dan juga saling memberikan semangat.
Melalui acara ini wawasan dan cara
pandang kami diperkaya berkat kedua puisi. Dalam diskusi di breakout room
maupun saat pembahasan bersama, kami dapat menyimpulkan bahwa kedua puisi
memiliki hubungan yang erat terkait soal memutuskan pilihan. Setiap pilihan
memiliki konsekuensinya sendiri dan kita sebagai manusia memiliki kehendak
bebas untuk menentukan bagaimana kehidupan kita akan berjalan, maka sikap
pasrah dan menyerah bukanlah solusi yang tepat. Apapun pilihan yang kita pilih,
pada akhirnya akan kita hidupi dan jalani sepenuh hati. Maka memilih dengan
tepat adalah kunci utamanya.
Di Balik Layar
Semula karya sastra yang kami angkat
adalah cerpen “Caronang” karya Eka Kurniawan. Ibu Wiwin guru Bahasa dan Sastra
Indonesia kami membentuk tim inti yang terdiri dari Gita (penerjemah), Ira
(penganalisis), Lin-Lin (penganalisis), Xenia (penganalisis), dan Vanessa
(penganalisis). Kami sudah melakukan serangkaian persiapan-persiapan untuk
mendalami dan membedah cerpen tersebut. Kami juga sudah melaksanakan gladi
kotor di mana setiap anggota kelas memberikan masukan, saran, dan kritik yang
membangun. Tim inti juga membuat video perkenalan diri yang diunggah di flipgrid. Mereka, kecuali Gita,
bersepakat untuk membuat video perkenalan yang mencakup nama, umur, berapa lama
sudah bersekolah di sekolah Ursulin, hobi, mata pelajaran favorit, apa yang
mereka cintai tentang sekolah Ursulin, dan fun
facts lainnya tentang diri mereka sendiri.
Bu Maria, Miss Arista selaku guru Bahasa Inggris, Bu Wiwin,
dan Pak Mardi yang juga turut serta dalam melancarkan diskusi ini. Tanpa
mereka acara ini tidak akan terselenggara.
Berkat mereka, banyak sekali pelajaran yang bisa kami ambil dari diskusi
tersebut.
Kami berharap diskusi seperti ini
sering diadakan karena bertukar pikiran dengan murid-murid Ursulin selain dari
Santa Ursula sangat menambah wawasan. Kami juga bisa berkomunikasi dan
berhubungan baik dengan anak-anak Ursulin lainnya di mana pun mereka berada. Ternyata
memang semangat Santa Angela menyatukan kami anak-anak Ursulin di manapun
berada, Serviam, disiplin dan kekeluargaan sungguh kami rasakan. Semoga para
guru selalu membimbing dan menjadi penghubung kami dengan anak-anak Ursulin di
seluruh dunia.
(Tim inti)
The Road Not
Taken By Robert Frost
Two roads
diverged in a yellow wood, And sorry I
could not travel both And be one
traveler, long I stood And looked
down one as far as I could To where it
bent in the undergrowth;
Then took the
other, as just as fair, And having
perhaps the better claim, Because it
was grassy and wanted wear; Though as for
that the passing there Had worn them
really about the same,
And both that
morning equally lay In leaves no
step had trodden black. Oh, I kept
the first for another day! Yet knowing
how way leads on to way, I doubted if
I should ever come back.
I shall be
telling this with a sigh Somewhere
ages and ages hence: Two roads
diverged in a wood, and I— I took the
one less traveled by, And that has
made all the difference.
|
Seonggok Jagung di Kamar
Oleh: WS Rendra Seonggok jagung di kamar Dan ia juga melihat Seonggok jagung Tetapi ini: Seonggok jagung di kamar Ia melihat dirinya ditendang Seonggok jagung di kamar Aku bertanya: Apakah gunanya pendidikan
|