https://youtu.be/5V61phoLhc0 Ursula Canisius Voice ’22/23 https://youtu.be/CzAgZem1lN0 Profil Sekolah https://youtu.be/UUc6oXMmO9c Insieme Santa Ursula Jakarta https://youtu.be/sGXKaYTgiuQ Prokes Sekolah https://youtu.be/-3Q5w9CQbJU SMA Santa Ursula 2018 https://youtu.be/TVwTPXWo8ME SMA Santa Ursula 2019 https://youtu.be/GAeSvUdeRNM Berbasis Teknologi https://youtu.be/E7HH6OQZgZI Tetap Kreatif
Artikel Kelompok Ilmiah Remaja-1
Artikel Kelompok Ilmiah Remaja-4
Indonesian educators embark on training journey with Brisbane Catholic Education
Educators from Saint Ursula School in Jakarta, Indonesia, meet with Archbishop Mark Coleridge, BCE Head of School Progress and Performance Derek Maclean and BCE Executive Director Dr Sally Towns. ©Brisbane Catholic Education, (2024). Educators from Saint Ursula School in Jakarta, Indonesia, have immersed themselves in BCE schools this week, embarking on an exciting opportunity to fostering international ties and educational development. Hailing from the Ursuline Sisters of Indonesian Province, the teachers who educate students from Kindergarten to Year 12 enriched their expertise in Catholic education through a number of school visits and engaging with BCE leadership. The primary goal of their school visits was to gather practical strategies and observations to integrate into their own teaching methodologies back in Indonesia. The teachers visited St William’s Primary School Grovely, San Sisto College Carina, and Assisi Catholic College Upper Coomera. In addition to school visits, the educators delved into the rich tapestry of First Nation culture with a visit to the Ngutana-Lui Aboriginal and Torres Strait Islander Cultural Studies Centre. Reflecting on this collaborative endeavour, Brisbane Catholic Education Head of School Progress and Performance Derek Maclean emphasised the importance of leveraging international networks to enhance educational practices. “Catholic Education transcends geographical boundaries,” he said. “By nurturing these international relationships, we strengthen our collective expertise and reaffirm our commitment to serving students within our Catholic communities. “BCE and Saint Ursula School anticipate fruitful exchanges in the future that will leave a lasting impact on educators and students alike, bridging continents in pursuit of educational excellence.” Source : https://www.bne.catholic.edu.au/news/Pages/Indonesian-educators-embark-on-training-journey-with-Brisbane-Catholic-Education—-.aspx
Global Connections Experience: Thailand Programme 2024
Global Connections Experience: Thailand Programme 2024 Program Global Connections Experience merupakan kerjasama yang dilakukan oleh SMA Santa Ursula Jakarta, Saint Joseph Upatham School Samphran, dan Mater Dei School Bangkok. Program ini merupakan student visit oleh 15 siswa terpilih dari SMA Santa Ursula Jakarta, untuk mengalami pembelajaran di suasana baru, serta menjalin hubungan dengan siswa/siswi sekolah tujuan. Program ini dilaksanakan pada tanggal 7-13 Januari 2024, dengan siswi SMA Santa Ursula Jakarta menginap di asrama yang berlokasi di Saint Joseph Upatham School Samphran. 1. Persiapan Puncak acara dari program GCE ini adalah cultural night, suatu acara yang kami mulai persiapkan dari jauh-jauh hari. Saat proses perencanaan, kami tidak hanya menentukan apa yang akan kami lakukan pada cultural night tetapi juga peran kami masing-masing, seperti siapa yang akan menari dan yang akan bermain musik. Selain itu, kami juga memutuskan untuk menampilkan lagu Thailand dan lagu yang terkenal secara internasional sebagai penutupan. Setelah perencanaan, kami membuat koreo tariannya serta mencari aransemen lagu agar dapat dimainkan dengan alat musik yang dimiliki. Setelah itu, kami mulai berlatih tariannya & musiknya. Kami merekam video memainkan lagunya menggunakan alat musik tradisional, dimana kami menggunakan Gamelan Bali untuk Janger & Gambang Kromong untuk Ondel-ondel. Selain latihan untuk pertunjukannya, kami juga latihan make up dan hair-do agar dapat melaksanakannya secara maksimal dan efisien. Pada akhirnya kami membawakan 3 tarian tradisional (Ondel-ondel, Janger, dan Yamko Rambe Yamko) dan memainkan lagu The Lucky One dan lagu Taylor Swift yaitu You Belong With Me. Dalam memenuhi segala kebutuhan yang dibutuhkan selama kegiatan GCE berlangsung, tentunya ada banyak sekali perlengkapan yang perlu kami siapkan. Seperti baju polo, name tag dan lanyard, serta berbagai kostum dan atribut yang dapat memaksimalkan penampilan kami dalam cultural night. Meskipun penentuan warna dan vendor baju polo membutuhkan waktu yang lama, keputusan pun akhirnya ditetapkan pada warna abu-abu, yang dilengkapi juga dengan desain logo GCE karya Regine dan Michelle menggunakan bordiran hitam. Tidak hanya itu, Regine dan Michelle pun juga membantu mendesain name tag dan lanyard kami dengan berbagai icon menggemaskan dari Indonesia maupun Thailand. Pada name tag kami, terdapat tempat kosong untuk para buddies menuliskan nama kami dalam bahasa Thailand untuk memudahkan mereka mengingat nama kami. Setelah itu, kami juga harus mempersiapkan kostum untuk cultural night, baik dari kostum Betawi, Bali, hingga Papua. Setelah melakukan riset mengenai kostum penampilan secara totalitas, kami berusaha memanfaatkan barang yang sudah ada terlebih dahulu, agar dapat menghemat biaya. Namun, untuk barang-barang lainnya, kami beli melalui toko online supaya bisa mendapatkan lebih banyak pilihan dan menghemat waktu. Sebagai bentuk apresiasi kami kepada orang-orang yang telah membantu dan berjasa bagi kami selama kegiatan GCE di Thailand, kami menyiapkan souvenir untuk mereka. Souvenir diberikan kepada pihak sekolah serta buddies kami. Teruntuk para buddies, kami menyiapkan sebuah pouch bergambar Samantha, yakni beruang ikon sekolah Santa Ursula Jakarta dimana pouch tersebut berisi beraneka ragam bingkisan kecil khas Indonesia serta keychain bergambar Samantha. Souvenir ini diharapkan dapat membuat mereka senantiasa mengingat kita. Selain itu, beberapa boneka Samantha serta pigura hasil karya kami juga disiapkan dan diberikan kepada seluruh program sekolah Joseph Upatham yang telah membantu kami. Dalam persiapan kelengkapan untuk perjalanan kami, perlu diingat juga bahwa kedatangan kami ke sekolah Joseph Upatham merupakan suatu tugas dari sekolah, yaitu menjadi duta bagi sekolah. Sejak pertemuan GCE pertama, kami sudah diberi pesan untuk menjunjung tinggi core values SERVIAM dalam setiap tahap pelaksanaan GCE. Kami berusaha membangun suasana kekeluargaan antara anggota GCE, melalui perwujudan rasa persatuan dan totalitas dalam menjalani bagian tugas kami masing-masing. 2. Pelaksanaan Minggu, 7 Januari 2024 Hari Minggu merupakan hari keberangkatan kami ke Thailand. Kami berkumpul di bandara sekitar jam 6 hingga 7 pagi. Setelah itu, kami berpisah dengan keluarga untuk memulai perjalanan kami. Sesampainya di Thailand, kami disambut oleh beberapa guru dari Joseph Upatham School. Mereka membantu dan mengarahkan kami ke asrama Joseph Upatham. Sesampainya disana, kami mengalami culture shock karena ruang tidur, ruang belajar, dan ruang pakaian terpisah, sehingga harus menyesuaikan dengan dinamika asrama. Kami pun lanjut petualangan di Thailand dengan mengikuti tour asrama, mandi, hingga makan malam dan evaluasi. Senin, 8 Januari 2024 Pagi pertama di Thailand kami diawali dengan sarapan bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan mengikuti flag ceremony di Joseph Girls School. Kami berkesempatan untuk memperkenalkan diri dan sekolah Santa Ursula Jakarta kepada para guru dan siswa yang menjadi buddies, serta kepada pastor pimpinan sekolah pada kegiatan penyambutan. Bersama para buddies, kami mengikuti dua kegiatan workshop yaitu tarian tradisional “Lotus Dance” dan stencil printing. Setelah jam makan siang, kami berkesempatan mengunjungi Human Imagery Museum bersama buddies kami, dan menutup perjalanan dengan mengunjungi Temple Wat Phra Pathom Chedi dan makan malam di street market yang berada di dekat temple. Selasa, 9 Januari 2024 Hari Selasa, 9 Januari 2024 merupakan hari kedua kami berdinamika di Joseph Girls School. Pada hari ini, kami mengikuti workshop memasak dan merakit tempat makan tradisional yang terbuat dari daun pisang. Dalam workshop ini, kami memasak dua jenis makanan tradisional yaitu Tako Sagu dan Som Tam. Keduanya memiliki rasa yang lezat dan unik bagi kami semua. Setelah itu, kegiatan pada hari ini dilanjutkan dengan berkunjung ke kebun binatang, Wat Rai Khing, dan floating market. Segala rangkaian kegiatan pada hari ini diakhiri dengan perpisahan sementara dengan teman-teman kami dari Joseph Girls School. Meskipun hari ini ditutup dengan sedikit rasa sedih, kami juga bersyukur akan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk bisa berkenalan dan berteman dengan mereka. Rabu, 10 Januari 2024 Hari Rabu, 10 Januari 2024 merupakan hari dimana kami kembali merasakan suasana sekolah yang baru, yaitu di JS EP (English Program). Pertama-tama, kami mengikuti morning assemble. Setelah itu, kami dipertemukan dengan 2 buddies yang akan mendampingi kami masing-masing. Kami masuk ke kelas yang berbeda-beda dan mengikuti pelajaran di kelas mereka. Sesuatu yang baru bagi kami adalah fakta bahwa mereka diperbolehkan memakai sandal rumah, selimut, serta bantal selama belajar di kelas. Kami juga mengikuti kelas muay thai, dimana kami diajarkan tentang cara bertahan, membela diri, dan masih banyak lagi. Terakhir, acara ditutup dengan sebuah permainan yang sangat menyenangkan dan tak akan kami lupakan, yaitu Chair Ball, permainan bola terunik dan terseru yang berhasil menjadi memori yang sangat indah. Kamis, 11 Januari 2024 Pada hari kelima, kegiatan kami belokasi di Bangkok. Lama perjalanan dari Sam Phran menuju Bangkok memakan waktu 45 menit. Tujuan pertama adalah Mater Dei School, dan hati kami sungguh tersentuh, karena kedatangan kami mendapat sambutan yang hangat dari student council senior high, direktur Mater Dei School, dan ketua yayasan Mater Dei School. Kami diberi kesempatan untuk ikut pembelajaran di beberapa kelas (sit-in class) dan dilanjut dengan sesi sharing mengenai core values SERVIAM yang telah diterapkan di masing-masing sekolah. Setelah itu, kami diberi kesempatan untuk school tour, bonding, dan saling bertukar pin Serviam. Setelah semua kegiatan selesai dan saatnya berpisah dengan teman-teman Mater
GLOBAL CONNECTION EXPERIENCE II: AUSTRALIA
GLOBAL CONNECTION EXPERIENCE II: AUSTRALIA Global Connection Experience (GCE) II adalah kegiatan kerjasama antara SMA Santa Ursula Jakarta dengan St. Ursula’s College, Toowoomba, Queensland, Australia. Dalam program ini, 18 siswa bersama dua guru pendamping dari SMA Santa Ursula Jakarta melakukan kunjungan ke sekolah St. Ursula’s College di Toowoomba untuk mengalami pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa di sana. Selain itu, siswa SMA Santa Ursula Jakarta juga mendapatkan kesempatan untuk mengikuti aktivitas di luar pembelajaran sekolah dalam rangka mengenal budaya dan sejarah Australia lebih dalam. Program ini dilaksanakan dari tanggal 26 Mei – 1 Juni 2024 dan selama berlangsungnya program ini siswa SMA Santa Ursula Jakarta tinggal di asrama yang bernama “Garda House.” Dalam melaksanakan Global Connection Experience II ini tentunya dibutuhkan berbagai persiapan dan perencanaan, terutama dalam menampilkan pertunjukan nyanyian dan tarian khas Indonesia. Dengan tujuan menunjukkan kebanggaan terhadap budaya Indonesia dan unjuk Kami menampilkan lagu dan tarian dari Wonderland Indonesia untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara. Selain itu, kami menyanyikan lagu Insieme yang merupakan lagu universal sekolah Ursulin. Selama beberapa minggu, kami berlatih untuk menyelaraskan nyanyian dan gerakan, serta iringan musik. Kami juga menyiapkan kostum berupa kebaya, selendang, dan kemeja putih. Perlengkapan seperti topi, logo, baju polo, dan luggage tag juga kami siapkan. Perlengkapan ini dilakukan melalui kerja sama antara guru pendamping dan siswa. Selama masa ini, kami tidak lupa mempersiapkan kenang-kenangan untuk buddies, kepala sekolah, dan guru di Toowoomba. Kami memutuskan untuk memberi setiap buddies sebuah pouch, gelang, dan headband dengan corak khas Indonesia, beserta stiker gunung-gunung di Indonesia. Bukan hanya itu saja, setiap pribadi juga menyiapkan hadiah lain untuk buddy masing-masing. Semua persiapan dan perencanaan ini kami siapkan dengan totalitas agar kami dapat mengharumkan nama sekolah dengan tampil membanggakan dan menunjukkan core Values SERVIAM selama kunjungan kami ke Australia. Melalui kegiatan GCE II ini, diperoleh berbagai hal dan pembelajaran: 1. Pemahaman akan kekayaan alam Australia Selama berada di Benua Hijau, kami diperkenalkan dengan keanekaragaman hayatinya. Kota Toowoomba sendiri terkenal sebagai kota taman dengan keindahan alam yang menakjubkan. Kami mengunjungi dua taman, yaitu Laurel Bank Park dan Queen’s Park yang memiliki berbagai macam jenis tumbuhan musiman yang unik. Setiap tahunnya, kedua taman tersebut ditanami bibit-bibit di lokasi khusus untuk dipamerkan pada Point dan menikmati pemandangan Table Top Mountain yang unik, yaitu sebuah gunung berapi yang sudah tidak aktif dan memiliki puncak Toowoomba Carnival of Flowers yang berlangsung pada bulan September sampai Oktober. Kami juga berkesempatan mengunjungi Picnic yang datar menyerupai meja. Bukan hanya itu saja, kami juga mengunjungi Lone Pine Koala Sanctuary pada hari pertama. Di cagar alam tersebut, kami dikenalkan dengan satwa yang menjadi ikon Australia, yaitu Koala dan Kanguru. Kami juga mendapatkan kesempatan untuk melihat hewan lainnya, seperti Tasmanian Devil, Platypus, dan Dingo, beberapa reptil, dan juga burung. 2. Pemahaman Sejarah dan Budaya Australia Selain menampilkan budaya Indonesia, perjalanan kami ke Toowoomba juga memberikan pengalaman mengenal sejarah dan budaya Australia. Toowoomba dikenal akan kehidupan pedesaannya yang damai dan bersejarah, kami mendapatkan hal tersebut dari kunjungan kami ke Highfields Pioneer Village, Toowoomba Art Gallery, dan COBB+CO Museum. Di Highfields Pioneer Village, kami mempelajari relik-relik zaman dahulu yang dirawat dan ditata sehingga menyerupai desa pada saat itu. Kami melihat kapel yang dibangun lebih dari satu abad lalu, kios-kios kuno, alat transportasi, dan pakaian warga abad itu. Pada saat itu Toowoomba Art Gallery sedang mengadakan pameran dengan judul “I, Object” yang menampilkan seni berkaitan dengan hubungan kompleks antara suku pendatang dan suku asli Australia. Saat berkunjung ke COBB+CO Museum, juga terdapat pameran interaktif yang dapat kami pelajari. Kami dapat menyaksikan langsung pembuatan dan reparasi kereta kuda yang menjadi alat transportasi di Australia pada zaman dahulu. Selain itu, terdapat galeri yang berisi peninggalan dan informasi sejarah mengenai Suku Aborigin. Terdapat juga patung hewan endemik benua tersebut dan pameran sains. 3. Pemahaman tentang Sistem Pembelajaran Kunjungan kami ke Australia ini bertujuan untuk mengalami pembelajaran di sana, tepatnya di St. Ursula’s College, Toowoomba. Tentunya kurikulum yang mereka terapkan berbeda dengan kurikulum di Indonesia. Serupa dengan SMA Santa Ursula Jakarta, sekolah ini berfokus pada keseimbangan pendidikan karakter, akademik, dan keterampilan siswanya. Setiap siswa diajak untuk menjelajahi potensi dalam diri masing-masing, terutama Education. Oleh karena itu, sekolah tersebut menyediakan berbagai fasilitas memadai, seperti dining hall, kolam renang, lapangan olahraga dalam bidang Creative and Performing Arts, Design and Technology, Languages, Science, Social Science, dan Vocational dalam dan luar ruangan, ruang seni, laboratorium, ruang musik, dan sebagainya. Selain itu, sistem yang digunakan adalah moving class, siswa berpindah kelas sesuai jadwal setiap individu. Setiap pagi, mereka memiliki kelas PC (Pastoral Care) yang dapat diibaratkan seperti jam “perwalian” di mana sekelompok siswa dari berbagai angkatan berkumpul dan berbincang atau membuat proyek bersama guru pendamping. Selama berproses di kelas, mayoritas tugas yang diberikan berupa kerja kelompok. Tidak hanya itu, sekolah ini juga berbasis teknologi. Setiap siswa disediakan satu laptop dan terdapat printer di beberapa lokasi. Uniknya, di St. Ursula’s College Toowoomba terdapat 4 houses, yaitu Stella (Kuning), Carita (Merah), Fiducia (Hijau), dan Speranza (Biru). Siswa mengumpulkan poin untuk house-nya dan pada akhir tahun poin tersebut akan diakumulasikan. 4. Sisterhood Sekolah-sekolah yang menghayati ajaran Santa Angela Merici menjunjung tinggi cinta dan belas kasih serta persatuan. Melalui Global Connection Experience II: Australia, kami mendapatkan teman-teman baru dan menjadi satu bagian dengan komunitas St. Ursula’s College. Mereka sangat ramah dan memiliki berbagai kesamaan dengan kami sebagai siswa sekolah homogen. Walaupun waktu pertemuan kami singkat, tetapi ikatan persaudaraan kami sangatlah kuat. Bahkan, kami masih terhubung melalui media sosial hingga sekarang, saat kami sudah kembali ke Jakarta. 5. Kemandirian Selama mengikuti kegiatan di Australia, kami dilatih untuk hidup mandiri, terutama dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Peserta GCE II belajar untuk memasak sarapan setiap pagi sebelum memulai kegiatan, membersihkan toilet, menggunakan vacuum cleaner untuk membersihkan lantai, mencuci pakaian maupun peralatan memasak dan makan, menyetrika pakaian, merapikan kamar, dan sebagainya. Selain itu, kami juga belajar mengurus berkas-berkas penting untuk keberangkatan dan kepulangan kami. Perjalanan yang memakan waktu lebih dari 10 jam ke Toowoomba, Australia memang sangat menyenangkan. Kami menggunakan maskapai yang memiliki tagline “the spirit of Australia”. Seluruh kegiatan pun berlangsung lancar berkat ketangguhan dan totalitas yang kami terapkan pada tahap persiapan. Kami berdiskusi, mengumpulkan gagasan, dan membuat rangkuman yang disepakati bersama. Hal yang tampak sederhana namun menantang karena kami harus bisa mengatur waktu yang pas untuk “tancap gas” ataupun “injak rem”. Selanjutnya kami melangkah pada fase latihan menari dan menyanyi yang cukup menantang karena tidak semua menguasai
Open House 2024 (EXCATA)
Open House 2024 (EXCATA) SMA Santa Ursula secara rutin setiap awal tahun ajaran menyelenggarakan kegiatan OPEN HOUSE. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang lingkungan sekolah SMA Santa Ursula Jakarta kepada siswa baru kelas X, orang tua kelas X juga masyarakat secara umum. Acara ini dirancang untuk memperkenalkan fasilitas dan keunggulan lain yang ditawarkan oleh SMA Santa Ursula Jakarta, yaitu ruang kelas ( beserta sarana pendukung seperti smart board), kegiatan bahasa asing dan humaniora, organisasi sekolah dan juga kegiatan ekstrakurikuler. Kekhasan sekaligus keunggulan dari sekolah kami adalah adanya kegiatan bahasa asing yang menawarkan 6 bahasa asing pilihan (Jerman, Prancis, Belanda, Jepang, Korea dan Mandarin. Selain itu juga ada 15 kegiatan Humaniora, yaitu: Tari Tradisional- Modern (TTM), Fashion Design, Design Grafis, Fotografi, Sinematografi, Memasak, Kecantikan, Melukis, Angklung, Kolintang, Gamelan Jawa, Gamelan Bali, Tatting, Handicraft, dan Paduan Suara. Kegiatan Bahasa Asing dan HUmaniora merupakan dari kurikulum yang diberikan kepada siswa selama tiga tahun dengan harapan akan menjadi bekal para siswa menghadapi tantangan di abad 21. Acara ini disiapkan dan dikemas dengan menarik dan kreatif oleh siswa dan guru. Tahun ini Open House SMA Santa Ursula Jakarta mengangkat judul EXCATA yang merupakan akronim dari Excavate Your True Aptitude. Akronim tersebut berasal dari bahasa Inggris dan memiliki arti jelajahi bakat Anda yang sesungguhnya. Judul ini juga dilengkapi dengan jargon yang berbunyi “Conquer the Site, Elevate Your Insight”. Jargon ini merepresentasikan seorang siswa yang hendak mengeksplorasi secara keseluruhan dan menambah pengetahuan dengan memilih kegiatan humaniora, bahasa asing, ekstrakurikuler pilihan, dan organisasi yang ada di SMA Santa Ursula. Sebuah kolaborasi menarik dan atraktif dari komunitas SMA Santa Ursula Jakarta menampilkan berupa sajian visualisasi diwarnai dengan penampilan beberapa kegiatan humaniora, bahasa asing juga ekstrakurikuler. Tidak lupa pameran berupa stand- stand yang dihias dengan menarik dan tematik sesuai dengan kegiatan yang ingin ditampilkan. Pada setiap stand siswa baru dan orang tua bisa menggali informasi tentang kegiatan yang diminati. Open House juga dilengkapi dengan pertemuan Orang Tua kelas X dengan pihak sekolah yang mempresentasikan semua kegiatan intrakurikuler dan ekstrakuler, info pelayanan BK, info tentang Tata Tertib juga tentang value yang dihidupi sekolah kami. Semua kegiatan ini bisa dinikmati kembali di account media sosial kami. SALAM SERVIAM
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Pengenalan Visi Misi kampus Santa Ursula Jakarta Berdinamika di kelas Berkumpul bersama di aula SMA Santa Ursula Jakarta SMA Santa Ursula Jakarta melaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), berlangsung selama lima hari, dari tanggal 15 hingga 19 Juli 2024. MPLS merupakan momen penting bagi para siswa baru untuk mengenal lingkungan sekolah, teman-teman baru, serta budaya belajar di SMA Santa Ursula Jakarta. Seluruh rangkaian acara dirancang dengan harapan proses adaptasi bisa dilalui dengan nyaman bagi siswa baru. Hari pertama siswa baru disapa oleh Kepala Sekolah dan seluruh komunitas dengan cara yang unik (silahkan di cek di media sosial kami). Dilanjutkan dengan sosialisasi Visi Misi Sekolah dan perkenalan tentang semua pelayanan dan fasilitas yang merupakan komponen pendukung selama berproses di SMA Santa Ursula Jakarta. Keunikan juga keunggulan dari kegiatan MPLS di SMA Santa Ursula adalah diujung akhir rangkaian kegiatan MPLS, SMA Santa Ursula menyiapkan sebuah Pameran Interaktif dan Kreatif tentang semua kegiatan di SMA Santa Ursula dikenal sebagai Open House. Keunikan lainya, proses adaptasi tidak hanya ada dalam kegiatan MPLS. Setelah MPLS seluruh siswa baru akan mendapatkan pendampingan khusus oleh kakak-kakak kelas yang akan menemani berproses, memberikan tip and trick untuk semakin kenal dengan semua budaya positif di sekolah kami. Kegiatan ini akan dikelola oleh OSIS. Semoga siswa baru semakin nyaman berproses di SMA Santa Ursula Jakarta. Selamat berproses. SALAM SERVIAM
Pesta Hari Santa Angela 2025
Be Brave and Resilient as The Agents of Hope Pesta Hari Santa Angela Pesta Hari Santa Angela Pesta Hari Santa Angela Pesta Hari Santa Angela Pesta Hari Santa Angela Pesta Hari Santa Angela Be Brave and Resilient as The Agents of Hope adalah tema yang diusung oleh komunitas Sekolah Santa Ursula untuk memperingati Santa Angela Merici, pendiri Ordo Santa Ursula, melalui Perayaan Ekaristi. Perayaan ini menjadi kesempatan istimewa untuk mengenang teladan hidup Santa Angela, yang dengan cinta kasih dan keberanian, mendedikasikan dirinya dalam pelayanan kepada sesama. Sebagai bagian dari keluarga besar Ursulin, sekolah ini menjadikan momen perayaan tersebut untuk merefleksikan nilai-nilai kehidupan yang diwariskan oleh Santa Angela. Tema Be Brave and Resilient as The Agents of Hope dipilih untuk mengajak komunitas Sekolah Santa Ursula merenungkan nilai-nilai keberanian, ketangguhan, dan totalitas yang diwariskan oleh Santa Angela Merici, seraya menghubungkannya dengan semangat Tahun Yubileum 2025, Peregrinantes in Spem (Peziarah Pengharapan). Dalam perjalanan hidup, setiap individu dipanggil untuk menunjukkan keberanian dan ketangguhan dalam menghadapi tantangan. Santa Angela memberikan teladan nyata dalam keberaniannya untuk memperjuangkan pendidikan dan pelayanannya kepada sesama, meskipun menghadapi berbagai keterbatasan. Keteladanan inilah yang terus relevan untuk dihidupi oleh seluruh komunitas Santa Ursula sebagai wujud komitmen dalam membangun dunia yang lebih baik. Menjadi peziarah pengharapan berarti menjadi agen perubahan yang membawa terang dan kasih Allah di tengah dunia. Harapan yang dimaksud bukan sekadar optimisme, tetapi keyakinan mendalam bahwa kasih Allah memampukan kita untuk menjadi pembawa sukacita dan semangat hidup bagi sesama. Dengan totalitas, setiap anggota komunitas Santa Ursula diundang untuk menghidupi nilai-nilai ini, tidak hanya dalam lingkup pendidikan, tetapi juga dalam keseharian hidup mereka. Dalam semangat Tahun Yubileum, tema ini mengarahkan komunitas untuk melangkah bersama sebagai peziarah yang penuh iman, harapan, dan kasih, serta memperbarui komitmen untuk menjadi pembawa harapan di tengah dunia. Rm. Joseph Biondi Mattovano memimpin Perayaan Ekaristi pada hari Jumat, 23 Januari 2025 dan dihadiri oleh seluruh siswa dari berbagai jenjang pendidikan, para guru, tenaga kependidikan, tenaga penunjang, para Suster Ursulin, serta undangan. Selain menjadi wujud syukur atas keberadaan Santa Angela yang menjadi inspirasi, momen ini juga digunakan sebagai sarana memperdalam kesadaran spiritual dan komitmen untuk menghidupi nilai-nilai Santa Angela dalam kehidupan sehari-hari. Dengan semangat kebersamaan dan iman, Perayaan Ekaristi ini diharapkan mampu mempererat hubungan antaranggota komunitas sekaligus menjadi refleksi atas kasih Tuhan yang terus menyertai perjalanan hidup kita.
Siswi SMA Sanur Belajar ke Jepang
Bunga sakura, seni melipat kertas, upacara minum teh, dan teknologi yang canggih membuat negeri matahari terbit ini menarik perhatian turis untuk datang mengunjunginya. Budaya tradisional yang tetap berdiri dan lestari sejak ribuan tahun lalu menarik wisatawan asing termasuk masyarakat Indonesia untuk mempelajari kebudayaan Jepang. SMA Santa Ursula Jakarta merupakan satu dari sekian banyak sekolah yang tertarik untuk mempelajari kebudayaan Jepang dengan melakukan Immersion Program, dimana program ini terlaksana dalam bentuk GCE (Global Connection Experience). GCE Jepang merupakan program pertukaran pelajar ketiga yang diadakan oleh SMA Santa Ursula Jakarta dengan tujuan untuk mengenal kebudayaan Jepang, memperluas wawasan, dan meningkatkan toleransi di antara perbedaan kebudayaan. Melalui program tersebut, 28 siswa SMA Santa Ursula Jakarta diharapkan dapat mempelajari, meningkatkan pengetahuan, dan menyebarkan wawasan mengenai Jepang dalam bidang kebudayaan serta teknologi kepada teman-teman. Oleh karena itu, program ini dapat membantu siswa untuk saling mengenal, berkembang, dan berkarya bagi sesama. Hari pertama di Riseisha High School dimulai dengan masa pengenalan melalui adanya school tour bersama beberapa guru dan murid SMP di sana. Kami mendapatkan penjelasan oleh siswa di sana mengenai fasilitas sekolah yang tersedia. Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah adaptasi kami selama immersion program dengan lebih mengenal lingkungan sekolah di sana. Setelah usai, kami kembali ke ruangan tunggu utama untuk bertemu dengan para buddies. Setiap buddies mendampingi satu atau dua siswi SMA Santa Ursula. Setelah bertemu dan berbincang-bincang sejenak, rangkaian kegiatan hari pertama selesai. Keesokan harinya, siswi SMA Santa Ursula bergabung ke dalam kelas masing-masing buddies. Kelasnya sangat menyenangkan karena para siswa di sana ramah dan menerima kami dengan baik. Dua kelas berlalu, kemudian kami melanjutkan kegiatan bersama Hiro-sensei untuk belajar menulis nama dalam bahasa Jepang. Kami juga ikut melihat dan mencoba olahraga Kendo. Memasuki hari ketiga rangkaian kegiatan immersion program dengan Riseisha High School, para siswi SMA Santa Ursula memulai hari dengan antusias dan bersemangat karena kami terjadwal untuk mengikuti Program Cultural Exchange sebagai puncak acara dari kegiatan immersion program ini. Pagi harinya, kami memulai kegiatan dengan mengikuti sesi pembelajaran dengan buddy Jepang, diikuti makan siang bersama. Selesai istirahat, puncak acara dimulai dengan pertunjukan drama musikal dari SMA Santa Ursula yang mengangkat nilai Bhinneka Tunggal Ika dan keberagaman Indonesia. Begitupun sebaliknya, para siswa dari Riseisha High School juga memperkenalkan berbagai permainan tradisional Jepang. Mulai dari Kendama, Menko, Ohajiki, Daruma Otoshi, dan lainnya. Salah satu yang paling menarik adalah Daruma, permainan ini mengharuskan pemain untuk menggunakan palu kecil untuk membuang 4 balok kayu satu per satu tanpa menjatuhkan Daruma di atasnya. Pada akhirnya, kegiatan Cultural Exchange ini menjadi pengalaman berharga bagi kami karena kami berkesempatan untuk mengenal dan merasakan keunikan budaya satu sama lain. Hari keempat adalah hari yang penuh dengan tangisan dan pelukan. Hari keempat adalah hari dimana kami harus berpisah dengan para buddies dan teman-teman Riseisha. Diawali dengan farewell party yang berisikan berbagai rancangan kegiatan, seperti sambutan guru, pemberian buah tangan dari dan kepada kedua pihak sekolah, serta pemberian sertifikat dan buah tangan kepada siswa SMA Santa Ursula Jakarta. Setelah itu, kami diberi kesempatan untuk bertemu dengan buddy saat jam istirahat pergantian mata pelajaran di kelas masing-masing. 10 menit yang paling berharga dalam hidup kami ini berisikan pemberian hadiah kepada buddy kami masing-masing dan juga teman-teman sekelas. Momen berharga ini tidak lupa pula kami abadikan dengan mengambil banyak foto dan video. Air mata tak kunjung berhenti saat kami kembali ke kantin sebagai tempat kami berkumpul. Keajaiban terjadi dan kami diberi kesempatan untuk yang kedua kali dan terakhir agar bertemu dan mengucapkan “sampai berjumpa lagi” dengan buddies kami. Terakhir, kami semua mengambil foto di lapangan berumput hijau ditemani dengan tiupan angin yang kencang. Program ini tentunya membawa banyak sekali manfaat yang berguna bagi kami sekarang maupun di masa yang mendatang. Mulai dari immersion program hingga kebersamaan yang terbentuk dengan sesama teman, mengajarkan kami banyak sekali hal baru. Salah satunya, perjalanan ini mengajarkan kami akan pentingnya manajemen waktu. Terinspirasi dari orang Jepang yang sangat menghargai waktu, kami mulai beradaptasi untuk dapat disiplin dengan waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, budaya masyarakat Jepang yang teratur dan rapi membuat kami terbiasa untuk berjalan tertib dan mengantri dengan baik. Nilai SERVIAM juga sangat berkembang dalam perjalanan kami. Seperti nilai cinta dan belas kasih yang ditunjukkan dengan saling membantu tanpa terkecuali, serta sikap totalitas dalam melaksanakan segala sesuatu dengan baik dalam immersion program bersama teman – teman Jepang.