SERVIAM adalah motto untuk setiap anggota komunitas sekolah di sekolah dibawah asuhan para suster Ursulin Uni Roma yang berarti “Saya Mengabdi”. Motto dan lencana Serviam ini diperkenalkan oleh Mother St.Jean Martin (Pemimpin Umum Para Suster Ursulin Uni Roma) pada tahun 1931. Dalam sambutannya pada saat peresmian penggunaan Logo dan Motto “SERVIAM”  beliau mengatakan :

“SERVIAM adalah sebuah janji yang harus ditepati  dan sebuah pengorbanan diri  ….,

Kamu akan menjalaninya  dalam melayani Tuhan…,

Kamu akan menjalaninya dalam melayani Gereja,

Kamu akan menjalaninya dalam melayani negaramu, keluargamu….

dalam dedikasi penuh kegembiraan kepada orang-orang terdekat Anda….

Melayani dengan penuh ketaatan dan kasih –

semoga ini selalu kamu usahan dan laksanakan sekarang dan dimasa mendatang…”

Kehendak kuat yang dimiliki oleh setiap anggota komunitas untuk mengabdi harus dilaksanakan atau dibuktikan secara nyata dalam hidup sehari-hari dalam hidup bersama. SERVIAM menjadi nyata dalam pelayanan kepada Tuhan dan sesame, terlebih jika kita melakukan segala sesuatu hanya demi kemuliaan Tuhan. Seperti St. Angela yang juga membaktikan diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan dan sesama, seluruh tindakan dan perbuatannya hanya demi kemuliaan Tuhan.

Sebagai siswa di sekolah yang diasuh para suster Ursulin, penghayatan semangat SERVIAM dan nilai-nilai yang diajarkan oleh St.Angela  adalah hal yang terus menerus ditanamkan, agar nantinya setelah mereka lulus, SERVIAM sudah menjadi hal yang dibatinkan. Untuk para pendidik, tenaga kependidikan dan tenaga penunjang, mereka hendaknya menjadi role model bagi perwujudan SERVIAM.

Dengan kata lain SERVIAM menjadi acuan dalam hidup komunitas pembelajar yang membuat sekolah Santa Ursula mempunyai ciri yang khas. Semua warga sekolah SMA Santa Ursula mempunyai kehendak yang kuat untuk mengabdi Tuhan dalam diri sesama.

 

 

 

NILAI NILAI DASAR PENDIDIKAN URSULIN

Nilai-nilai dasar pendidikan Ursulin yang berpusat pada SERVIAM adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman anggota komunitas sekolah Ursulin dalam menjalankan peran dan tugas mereka, bahkan menjadi jati diri sebagai anggota komunitas sekolah Ursulin. Maka sesuai dengan tugas dan peranannya di komunitas, anggota komunitas sekolah Ursulin mengambil peran masing-masing dalam menghidupi nilai-nilai dasar pendidikan Ursulin ini sehingga komunitas-komunitas sekolah Ursulin memancarkan secara khas semangat Santa Angela yang bersumber dari nasihat Injil. Enam nilai dasar pendidikan Ursulin tersebut adalah:

1) Cinta dan Belas Kasih

Nilai yang terwujud dalam sikap dan perilaku yang digerakkan oleh kesadaran kognitif dan afektif yang mendalam untuk membahagiakan sesama  serta memelihara alam semesta dan seisinya sebagai buah  refleksi iman demi memuliakan Allah.

2) Integritas

Nilai yang terwujud dalam sikap dan perilaku yang menunjukkan adanya konsistensi antara pikiran, perkataan dan perbuatan  yang bersumber dari kebenaran Kristiani.

3) Keberanian dan Ketangguhan

Nilai yang terwujud  dalam  sikap dan perilaku  tanpa  takut serta teguh memegang prinsip  untuk bertindak benar secara bijaksana dalam menghadapi risiko dan tantangan yang mendesak, dilematis, dan kritis.

4) Persatuan

Nilai yang terwujud dalam sikap dan perilaku  hidup bersama yang mengutamakan keserasian, sehati, sekehendak dan terikat satu sama lain dalam cinta kasih

5) Totalitas

Nilai yang terwujud  dalam sikap dan perilaku yang digerakkan oleh motivasi diri yang tinggi untuk memberikan diri sepenuhnya  dalam    melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan sungguh-sungguh   secara tuntas dan benar

6) Pelayanan

Nilai yang terwujud dalam sikap dan perilaku  siap sedia  tanpa pamrih untuk berbagi  bakat, kemampuan, dan ketrampilan demi kebahagiaan sesama dan kemuliaan Tuhan

Angela Merici dilahirkan pada tahun 1474 di Desenzano dekat danau Garda, Italia Utara. Bersama adik dan kakaknya, Angela mengalami hidup keluarga yang bahagia. Waktu itu Angela dan saudaranya tidak bersekolah, karena sekolah hanya diperuntukkan bagi anak-anak kaum bangsawan.

Ayahnya bernama Giovanni Merici selalu menceriterakan kisah orang suci kepada mereka. Hingga kelima anaknya tergugah meniru orang suci, bermain dan berkhayal menjadi pertapa, pendoa. Caterina de Bianchosi adalah ibu dari Angela. Angela Belajar kerumah tanggaan. Sifat-sifat sosial ibu yang selalu prihatin terhadap orang yang mengalami kesukaran dan kekurangan, direkan oleh Angela dan keempat saudaranya dalam hati. Namun, kebahagiaan keluarga ini tidak bertahan lama: Kakak Angela meninggal dan Angela sendiri dilanda kekhawatiran. Di mana keberadaan kakaknya setelah kematian? Suatu hari, waktu Angela berada di ladang, tampak olehnya rombongan malaikat naik turun tangga yang menghubungkan dunia dengan surga…. dan di antara malaikat-malaikat itu Angela mengenali kakaknya. Penampakan ini memperbesar keinginan Angela untuk bergabung dengan kakaknya dan memberikan dirinya kepada Tuhan secara total.

Karena wabah, orang tua Angela meninggal dunia. Ia mengalami kesedihan yang mendalam dan menjadi yatim piatu pada usia belia. Sejak saat itu Angela dan saudaranya ikut pamannya Biancoso de Bianchosi di Salo, kota asal ibunya. Angela hidup di tengah kalangan bangsawan dan berkenalan dengan kehidupan kota besar. Keadaan ini membuat Angela mudah bergaul dengan pelbagai kalangan: pejabat, bangsawan maupun orang kecil dan sederhana. Namun, pergaulan yang dialaminya kadang mengganggu hati kecilnya. Bukankah dia ingin menjadi milik Kristus? Angela bergabung dalam Ordo Ketiga Fransiskan untuk dapat lebih sering menerima komuni, menerima pembentukan spiritual dan pembentukan apostolis. Tugas Angela yang pertama sebagai Ordo Ketiga Santo Franciskus adalah pergi ke BRESCIA. Angela diutus untuk menghibur Catharina Patengola yang baru kehilangan suami dan anaknya. Kota Brescia hancur akibat perang, penduduknya menderita. Anak-anak terlantar. Gadis-gadisnya dipermainkan. Kemiskinan merajalela dan nilai-nilai hidup dalam masyarakat merosot. Dalam diri Angela yang peka timbul pertanyaan: Apa yang dapat aku perbuat bagi mereka yang menderita? Sekali lagi Angela melihat rombongan malaikat di Brudazzo dekat Salo, yang membuat Angela semakin terdorong untuk mewujudkan keinginan Tuhan meski dia ragu dan bimbang.

Pada tahun 1524 Angela melaksanakan niat dan kerinduannya untuk berziarah ke Tanah Suci. Dengan ditemani oleh Bartolomeo, sepupunya, Angela naik kuda ke Venesia. Kemudian bersama Bartolomeo dan Antonio, Angela menumpangi kapal bersama banyak peziarah lain. Ketika kapal singgah di pelabuhan Candia di pulau Kreta tiba-tiba mata Angela menjadi kabur dan hampir tidak dapat melihat apa-apa. Namun ia tetap berteguh hati untuk meneruskan peziarahannya ke Tanah Suci. Angela mengakui bahwa di Tanah Suci ketika ia dituntun dari satu tempat ke tempat devosi suci lain dia selalu melihat dengan mata jiwanya seakan-akan dia melihat dengan mata fisiknya. Dalam pelayaran pulang dari Tanah Suci kapal berhenti beberapa hari lamanya di pelabuhan Candia. Disaksikan oleh semua orang yang berada di atas kapal, Angela yang menjadi buta di tempat ini sekarang dapat melihat kembali. Bukankah ini suatu keajaiban karya tangan Allah? Atas permintaan anggota Divino Amore, Angela tinggal selama beberapa minggu di Venesia dan membantu di rumah sakit “Incurabili”. Angela diminta untuk menetap di Venesia namun keinginannya untuk mendirikan suatu Kompani Wanita sangat kuat.

Beberapa bulan kemudian pada tahun 1525, Angela melanjutkan peziarahannya ke Roma dan berhasil bertemu dengan Paus Clement VII. Santo Bapa juga meminta Angela untuk menetap dan bekerja pada pusat karya amal di Roma. Sebenarnya ini adalah suatu kehormatan bagi Angela namun ia menolak tawaran tersebut, karena Angela yakin bahwa yang diinginkan Tuhan adalah sebuah KOMPANI WANITA yang menjadi harta milik Tuhan sendiri.

Tibalah waktunya untuk melahirkan spiritualitasnya, yaitu: menjadi mempelai Kristus semata-mata seperti Santa Ursula, Santa Catharina, dan lain-lain. Pada hari pesta Santa Catharina dari Siena tanggal 25 November 1535, dua puluh delapan anggota pertama menulis nama mereka dalam buku anggota Kompani Santa Ursula sebagai pelindung kompani, Angela memilih nama Santa Ursula.

Santa Ursula dan Santa Catharina dijadikan contoh hidup untuk para pengikutnya, yaitu: mencintai Kristus sebagai mempelai dan mencintai sesama anak Allah. Selama lima tahun Angela memimpin putri-putrinya. Angela mendikte beberapa Nasehat bagi mereka dan sebuah wasiat yang mengajak semua untuk bersatu. Jangan berkecil hati,…”Yakinlah, percayalah sebulat-bulatnya, bahwa Allah akan membantu anda dalam segala hal. (NA Prakata 14-15)

Angela Merici meninggal pada tanggal 27 Januari 1540 di Brescia, dia meninggalkan sebuah kompani yang kecil, yang dalam 470 tahun telah bertumbuh menjadi suatu perhimpunan yang besar dan beraneka ragam, dengan spiritualitas yang satu dan sama, yaitu spriritualitas Santa Angela. Pada tanggal 24 Mei 1807 Angela dinyatakan sebagai Santa.

Di wilayah Britania, ada seorang raja yang saleh dan baik hati bernama Notus atau Maurus yang memerintah rakyatnya dengan penuh kebaikan. Istrinya sama salehnya dan dipenuhi kasih Kristus. Pasangan suami istri ini punya satu kepedihan, mereka sudah lama menikah tapi belum punya anak. Mereka sering berdoa kepada Allah untuk mohon dikaruniai seorang anak. Dalam doa mereka berjanji kepada Allah, bila permohonan mereka dikabulkan maka anak ini akan dididik sebaik mungkin untuk hidup dalam kasih Allah.

Allah berkenan mengabulkan doa yang saleh ini. Maka lahirlah puteri yang cantik dan cerdas. Namanya Ursula, yang dipilih setelah Raja Notus sedang jalan-jalan di kebun istana sambil memperhatikan bintang-bintang yang bertebaran di langit malam. Tampaklah gugusan bintang Ursa Minor. Ketika sedang memperhatikan gugusan bintang itu muncullah inspirasi pada Raja Notus untuk memberi nama Ursula kepada puterinya. Ketika remaja, kecantikan dan kecerdasan Ursula mulai terkenal di kalangan kaum bangsawan. Banyak bangsawan yang tertarik dengan Ursula. Banyak utusan-utusan dari kerajaan-kerjaan datang untuk melamar Ursula. Namun, lamaran mereka ditolak oleh Ursula karena ia ingin menyerahkan hidupnya untuk Kristus. Suatu ketika seorang pangeran ingin meminangnya. Namun ia menolaknya dengan tegas.

Untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, Ursula bersama para pembantunya melakukan perjalanan ziarah. Setelah lama berlayar, mereka tiba di Koln, Jerman. tegas. Untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, Ursula bersama para pembantunya melakukan perjalanan ziarah. Setelah lama berlayar, mereka tiba di Koln, Jerman. Di sana ia bersama pembantu-pembantunya ditangkap oleh orang-orang dari suku bangsa Hun. Mereka dipaksa untuk menyangkal imannya dan berusaha merampas keperawanannya. Ursula dengan gigih membela diri. Akhirnya ia bersama kawan-kawannya dibunuh. 

Jenazah mereka kiranya dimakamkan oleh orang-orang Kristen yang ada di sana. Pada tahun 1155, orang menemukan relikuinya di sebuah kuburan di dekat gereja Koln. Di dekat gereja itu memang ada kuburan dari abad ke-4 dengan keterangan bahwa kuburan itu adalah kuburan beberapa orang gadis yang dibunuh. Kepahlawanannya dalam membela imannya dan mempertahankan kemurnianriya, membuat Ursula bersama kawan-kawannya dihormati Gereja sebagai orang kudus. Diilhami oleh kepribadiannya itu, Santa Angela Merici memilih Ursula sebagai pelindung bagi kompani/ tarekat religius yang didirikannya di Brescia. Kompani ini yang dikenal dengan nama “Tarekat Suster-suster Ursulin” (OSU).

Dengan demikian menjadi jelaslah mengapa St Angela dan Santa Ursula tidak bisa dipisahkan bagi komunitas SMA Santa Ursula. SMA Santa Ursula adalah sekolah yang dikelola oleh yayasan Suster Ursulin, dan Ordo Santa Ursula (Ursulin) adalah nama yang dipilih oleh St Angela Merici ketika mendirikan kompani/tarekat religiusnya.

(disarikan dari berbagai sumber)

VISI

Komunitas pembelajar yang berkarakter SERVIAM , berwawasan global, dan berbasis teknologi.

 

MISI

Misi Sekolah

  1. Mengembangkan setiap anggota komunitas pembelajar menjadi pribadi  yang utuh dalam kebebasan, cinta kasih dan kebenaran kristiani.
  2. Memadukan kebudayaan dan iman, sehingga mereka dapat menjadi ragi dalam masyarakat.
  3. Mengusahakan dan membentuk komunitas pembelajar agar mampu bekerja dengan aktif bagi pembangunan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi.

 

Karakter Serviam:

  • Cinta dan belas kasih
  • Integritas
  • Keberanian dan Ketangguhan
  • Persatuan
  • Totalitas
  • Pelayanan

Logo Serviam

Logo Serviam merupakan logo dari semua sekolah Ursulin di seluruh dunia. Serviam dalam bahasa Latin berarti “Aku mengabdi”, terinspirasi dari ajaran Santa Angela Merici, pendiri Ordo Santa Ursula. Logo SERVIAM telah menjadi bagiandari logo Sekolah Santa Ursula Jakarta yang didirikan tahun 1859.

Buku Terbuka 

Buku terbuka dengan  6  lembar  terurai  merupakan  visual  dari  6  nilai  dasar  pendidikan  Ursulin: Cinta dan Belas kasih, Integritas, Keberanian dan Ketangguhan, Persatuan, Totalitas dan Pelayanan. Buku  adalah  simbol  pengetahuan  dan   pembelajaran   yang   membangun   peradaban   manusia,   tidak hanya untuk saat ini tetapi sepanjang masa.

Sinar Matahari

Sinar matahari yang semakin terang ke atas mencerminkan semangat yang tidak akan pernah padam untuk mengembangkan profesionalisme dalam pembelajaran. Garis-garis cahaya matahari melambangkan pancaran buah-buah pikiran dan visi pengembangan Sekolah Santa Ursula Jakarta sebagai sekolah yang maju dan adaptif pada perubahan zaman.

Penyatuan Visual buku dengan penopang serta latar matahari bersinar

Untuk menyiapkan lulusannya yang berwawasan global, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, seni budaya, serta memiliki semangat Serviam, Sekolah Santa Ursula Jakarta mendasarkan pendidikannya pada ajaran Gereja, semangat St Angela, dan Pancasila. Buku merupakan sumber ilmu yang tiada habisnya dan salah satu sarana membuka wawasan global. Matahari bersinar yang tetap memancarkan cahayanya setiap hari merupakan semangat yang dinamis dari seluruh anggota komunitas.

Hijau tua

Warna hijau tua melambangkan keprofesianalan, kecerdasan dan ketenangan dari Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Satya Bhakti. Warna hijau yang damai dan berwibawa diasosiasikan para siswa dididik agar menjadi lulusan yang berdisiplin serta berguna bagi masyarakat.

Hijau muda

Pertumbuhan dan pembaharuan dari Sekolah Santa Ursula Jakarta. Warna hijau muda yang lembut dan bersinar menunjukkan bahwa pola belajar yang digunakan adalah belajar dalam interaksi yang harmonis dan dinamis antara guru dan siswa, sehingga kualitas pembelajaran dan hasil belajar yang dicapai akan membawa dampak baik bagi para lulusannya.

SEJARAH SEKOLAH SANTA URSULA JAKARTA

AWAL MULA

Tujuh suster Ursulin yang berangkat dari Sittard, Belanda menuju Batavia (sekarang Jakarta) atas permintaan Vikaris Apostolik Batavia, Mgr.Petrus Maria Vrancken. Mereka berangkat pada 19 September 1855 dengan menumpang kapal layar Herman. Ketujuh suster itu adalah Suster Angela Kuviers, Suster Emmanuel Harris, Suster Jeanne Nieuwenhuyzen, Suster Ursula Mertens, Suster Xaveria Verhuyght, Suster Andre van Gemert (Novis), dan Suster Maria Geraedts.

Pada tanggal 7 Februari 1856, para misionaris Ursulin ini berhasil berlabuh dengan aman di Batavia. Inilah momen pertama misionaris Ursulin menginjakkan kakinya di Batavia. Mereka pun disambut dengan penuh sukacita oleh Mgr. Vracken. Segera mereka diantar ke rumah yang sudah disediakan di Noordwijk (sekarang Jln. Ir. H. Juanda No. 29) berhadapan dengan kediaman Gubernur Jenderal.

Perjalanan panjang itu tentu saja membuat para suster mengalami kelelahan yang sangat. Apalagi mereka harus beradaptasi dengan iklim yang jauh berbeda dengan benua biru. Naas, empat hari kemudian, Suster Emmanuel Haris yang sakit menghembuskan napas terakhirnya pada 11 Februari 1856. Ia baru berusia 27 tahun.

 

BERTEKUN 

Meskipun kehilangan satu sahabat, keenam suster lain tetap giat melayani ditengah gempuran iklim yang panas. Para suster ini merintis karya dengan memberikan pendidikan bagi anak-anak perempuan. Tak jemu-jemu mereka memulai karya di mana tenaga mereka terkuras sehingga banyak yang jatuh sakit dan meninggal.  

Pada 6 April 1858, Tuhan mengirim kelompok kedua misionaris Ursulin Belanda guna memperkuat karya pelayanan para suster pionir di Noordwijk. Sebanyak sembilan suster datang. Kendati ada banyak kesulitan, Tuhan memberkati dengan pertolongan dan perlindungan serta jumlah suster yang terus bertambah bagi pelayanan di tanah misi.

Seiring dengan mulai bertambahnya jumlah suster-suster dari Eropa yang bersedia melayani di Batavia dan jumlah kaum muda yang mesti dilayani, pada 18 Januari 1859, komunitas Noordwijk mengutus Sr. Angele Cleeren, Sr. Stanislas Port, dan Sr. Andre Van Gemert agar mengembangkan karya untuk melayani anak-anak miskin. Sr. Andre Van Gemert diangkat menjadi pemimpin biara. 

Mula-mula mereka tinggal di rumah kontrakan di Bazaar Baru (sekarang Pasar Baru) hingga akhirnya mereka mampu membeli tanah kosong dan hotel di samping Kantor Pos di daerah Weltevreden yang sekarang dikenal sebagai kompleks St. Ursula Jln. Pos No. 2, rumah ini menjadi rumah kedua yang disebut Klein Klooster (Biara Kecil), sedangkan di Jln. Juanda No. 29 disebut Groot Klooster (Biara Besar).

 

BERKEMBANG

Usaha para suster pertama-tama melayani anak-anak di Volkshool (Sekolah Rakyat) dan panti asuhan yang berkembang pesat. Hingga akhirnya kebutuhan akan asrama putri pun tidak dapat ditunda lagi. Pada pertengahan 1861 pembangunan asrama dilakukan. Banyak orang tua mempercayakan pendidikan anak-anak mereka kepada para suster di Weltervreden. 

Kebutuhan untuk menampung anak-anak dan keinginan untuk memberikan fasilitas yang baik membuat para suster berusaha meluaskan bangunan yang sudah ada. Mereka terus melebarkan sayapnya hingga pada 1889 pembangunan biara, kapel, sekolah, dan asrama selesai. 

Tuhan sendiri yang menanam dan memelihara komunitas dan karya para suster biara St. Ursula. Pada 4 Juli 1904, Sekolah Menengah (Hoogere Burgenschool/HBS) Prinses Juliana dibuka sehingga putri-putri Katolik dapat bersekolah di sini. Sekolah ini mengikuti standar Sekolah Putri Juliana di Belanda dan oleh pemerintah Hindia Belanda diakui sebagai kelas pararel dari Prinses Juliana School sehingga mendapat subsidi dari pemerintah. 

Sebagai cikal bakal SMA Santa Ursula maka berdirilah HBS Princess Juliana pada tahun 1906. Izin penyelenggaraan pendidikan SMA Santa Ursula di mulai pada tahun pelajaran 1931/1932. Proses belajar mengajar masa itu, pengajar dan suster yang mengajar harus mempunyai ijazah khusus sehingga beberapa suster kembali ke Belanda untuk kuliah dan ke Batavia lagi setelah lulus. Sekolah di Weltevreden ini harus mengikuti standar Sekolah Putri Juliana di Belanda sehingga bermutu tinggi dan tetap mempertahankan mutu dan nama besar sekolah sampai sekarang.

Hubungi Kami

Lokasi:

© 2025 Santa Ursula Jakarta