Program Guru Penggerak

(2 Votes)

 

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

 

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian pendidikan itu adalah suatu ‘tuntunan’ di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri. Kodrat yang dimiliki anak yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Maksud isi dan irama, adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Perubahan zaman terus berlangsung dan kebudayaan itu bersifat dinamis, namun anak tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan budaya luhur bangsa. Melalui pendidikan, anak-anak dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan memerdekakan anak sebagai pembelajar yang tidak tergantung pada orang lain, tetapi dengan kekuatan sendiri. Setiap anak mempunyai kemandirian dan budi pekerti yang luhur. Anak yang mempunyai kecerdasan budi pekerti akan senantiasa memikirkan dan merasakan serta mempertimbangkan setiap tindakannya, sehingga anak tidak mudah terbawa pengaruh negatif dari perkembangan zaman dan teknologi.

 

Pemahaman saya berkaitan dengan pemikiran KHD tentang “pendidikan berpihak pada murid” dalam peran saya sebagai pendidik yaitu adanya pelayanan dan belas kasih. Saya memberikan pelayanan sesuai kebutuhan siswa. Saya berperan sebagai teman dan sahabat, dapat mendengarkan cerita, keluhan, dan  sambung rasa dengan murid. Saya sebagai orang dewasa, bisa mengarahkan dan menuntun murid. Saya memberikan pelayanan terhadap murid yang membutuhkan penjelasan ulang terhadap materi pelajaran yang masih belum dimengerti. Intinya pada relasi guru dan murid adalah relasi antar sesama manusia, sederajat dan saling menghargai.

 

Pengalaman saya terkait proses pembelajaran yang merefleksikan pemikiran KHD yaitu adanya kesadaran dalam diri saya bahwa setiap anak itu berbeda, baik dalam segi kemampuan dasar memahami materi pelajaran yang saya berikan, sikap dan karakternya, juga cara dan sikap belajar para siswa. Beberapa hal yang sudah saya lakukan, saya melakukan pendekatan secara pribadi kepada beberapa anak, agar mereka menceritakan kesulitan yang dihadapi. Jika mereka merasa tidak percaya diri dalam belajar, saya tempatkan murid tersebut dengan teman lain yang bisa bekerja dalam kelompok, saling membantu dalam belajar. Jika mereka kurang termotivasi dalam belajar, saya memberikan pendekatan dengan bercerita pengalaman hidup yang membangkitkan motivasi. Saya menempatkan diri sebagai teman dengan harapan murid bisa diajak berdialog dan terjalin komunikasi dua arah. Namun hal yang saya sampaikan ini, masih belum saya lakukan secara konsisten karena terkendala waktu atau tugas lain.

 

Saya adalah guru Matematika SMP. Tantangan yang saya rasakan adalah tidak semua murid berminat belajar matematika. Juga setiap murid mempunyai kemampuan dan cara yang berbeda dalam memahami suatu materi. Saya mulai memikirkan bagaimana metode pembelajaran di kelas dan pendekatan apa yang harus saya berikan. Saya harus benar-benar mempunyai niat dan keyakinan, bahwa saya harus belajar, berani melakukan perubahan yang tentunya diharapkan berdampak positif terhadap murid maupun lingkungan belajar di sekolah. Hal ini tidak terlepas bahwa saya memerlukan dukungan dari rekan guru sejawat. Dengan diskusi dan kerja kolaborasi dengan rekan guru, saya mengharapkan mendapat saran dan masukan terhadap usaha perubahan yang saya lakukan di kelas. Harapan ke depan yang saya cita-citakan yaitu saya dapat mewujudkan kemerdekaan dalam mengajar dan dapat memerdekakan murid dalam belajar.  Sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi murid, kontekstual dan relevan dengan kebutuhan masa kini.

 

 

Catatan :

Tulisan ini adalah bagian rangkaian tugas Chatarina Maryani. Seorang guru Matematika SMP yang sedang mengikuti Program Guru Penggerak (PGP) dan terdaftar sebagai peserta Calon Guru Penggerak angkatan 7.